1. Fase Pedet
A ) Diare
Gejala Umum
- Lemah
- Dehidrasi
- Mata Cekung
- Nasfu makan turun
- Perubahan funsi usus karena serangan mikroorganisme yang menyebabkan usus berhenti mencerna, yang meningkatkan jumlah feses dan cairan.
- Radang usus
- Pemberian antibiotik dan sulfa
- Pemberian elektrolit
- Jumlah pemberian air susu dikurangi sapai sepenuhnya
- Memberikan colostrum yang cukup dalam beberapa jam pertama setelah lahir.
- Sediakan lokasi yang teduh dari cuaca dingin untuk menghindari stress. Kejadian stress sangat pentig untuk memungkinkan terjadinya diare .
- Manajemen dan pemberian pakan yang baik. Pemberian pakan yang terlalu banyak dan perubahan kompossi pakan dapat menyebabkan stress.
- Tali pusar segera didesinfektan
- Pedet divaksinasi dengan antibakteri, serum atau antitoksin
Gejala Umum
- Demam
- Hidung Kotor dan Berlendir
- Batuk
- Sulit bernafas
- Nafsu mkan hilang
- Badan lemah
- Demam
- Hidung kotor dan berlendir
- Batuk
- Sulit bernafas
- Nafsu mkan hilang
- Badan lemah
- Udara dingin
- Lingkungan lembab
- Tidak berventilasi
- Pemberian antibiotik dan sulfa
- Kandng harus bersih, kering dan hangat
- Pemberian pakan teratur
- Kandang dan lingkungan bersih, kering dan hangat
- Pemberian antibiotic secara periodic selama masa menyusu
A ) Mastitis
- Depresi,
- Mata cekung,
- Ambing bengkak,
- Ambing keras,
- Ambing panas (<36o).
- Suhu rectal tinggi dan sangat sensitif apabila tersentuh
- Staphylococcus aureusmerupakan salah satu penyebab utama mastitis pada sapi perah .
- Disinfeksi puting dengan alkohol dan infusi antibiotik intra mamaria
- Meminimalisasi kondisi-kondisi yang mendukung penyebaran infeksi dari satu sapi ke sapi lain dan kondisi-kondisi yang memudahkan kontaminasi bakteri dan penetrasi bakteri ke saluran puting.
- Air susu pancaran pertama saat pemerahan hendaknya ditampung di strip cup dan diamati terhadap ada tidaknya mastitis.
- Perlu pencelupan atau diping puting dalam biosid 3000 IU (3,3 mililiter/liter air).
- Penggunaan lap yang berbeda disarankan untuk setiap ekor sapi, dan pastikan lap tersebut telah dicuci dan didesinfektan sebelum digunakan.
- Pemberian nutrisi yang berkualitas, sehingga meningkatkan resistensi ternak terhadap infeksi bakteri penyebab mastitis.
- Gejala penyakit pada tingkat masih rendah, sapi masih dapat berdiri, tetapi nafsu makan hilang, kurang peka terhadap lingkungan,kaki dan telinga dinging, suhu badan rendah kurang lebih 35˚C, kaki belakang lemah dan sulit berkurang atau berhenti sehingga terjadi penimbunan gas di dalam rumen
- Tingkat parah sapi hanya mampu bertahan 6 sampai dengan 24 jam saja. Sebenarnya angka kesembuhannya cukup baik dan tingkat mortalitas kurang dari 2-3 % apabila segera diketahui dan diberikan pertolongan
- Produksi air susu. Biasanya peningkatan produksi air susu akan meningkatkan metabolisme Ca dan meningkatkan Ca ke colostrum. Bila pemasukan tidak seimbang maka kemungkinan besar akan terjadi Milk Fever.
- Umur sapi. Penyerapan Ca pada sapi-sapi tua mengalami penurunan.
- Kemauan makan sapi. Pada saat menjelang melahirkan, 8-16 jam atau lebih, kebanyakan sapi mengalami penurunan nafsu makan. Turunnya nafsu makan akan menyebabkan turunnya ketersediaan kalsium yang siap diserap.
- Ransum pakan. Pakan sapi perah yang terdiri dari hijauan dan konsentrat yang seimbang adalah Ca:P = 1:1.
- Penyuntikan 750 s/d 1500 ml Gluconas calcium 20 % secara intravena pada vena jugularis. Suntikan dapat diulangi kembali setelah 8 sampai 12 jam kemudian
- Sapi harus cukup mendapatkan kandungan Ca, P, Mg dalam ransum.
- Pengobatan dengan injeksi preparat-preparat Ca secara intravenous 500 cc, dengan larutan calsium gluconate 20 %.