Peternakan di Indonesia mempunyai prospek yang sangat bagus, namun kurangnya pengetahuan peternak membuat peternakan ini tidak bisa berkembang seperti yang telah diharapkan. Peningkatan sector peternakan sangatlah diperlukan untuk menghadapi pasar global 2020 serta mencapai suatu visi dan misi menjadi Negara yang dapat berswasembada di sector peternakan.
Namun, terdapat beberapa kendala dalam pengembangan populasi dan produktivitas sapi perah di Indonesia sudah lama diketahui. Kendala-kendala tersebut antara lain: skala ternah yang rendah, rendahnya produksi susu, lack of capital and technology, rendanya produktivitas ternak akibat iklim yang panas, serta kurangnya dukungan dari pemerintah. Kendala tersebut baru sebagian kecil yang dapat terselesaikan secara nasional. Meskipun kajian akademis sudah banyak dilakukan, namun belum sepenuhnya dapat diterapkan dan menjangkau akar permasalahan tersebut karena kurangnya sinergisme dan aksi nyata didalam penyelesaian permasalahan tersebut baik dari peternak, institusi terkait maupun pemerintah.
Kondisi peternakan sapi perah di negara maju telah mengalami banyak perkembangan dan kemajuan di bebagai aspek, mulai dari pembibitan, program inseminasi, dan manajemen kandang dan pakan. Di negara maju, memiliki unit produksi yanng lebih besar dan automatisasi alat yang lebih canggih. Kapasitas produksi yang dihasilkanpun juga lebih besar. Produktifitas sapi dan efektifitas program inseminasi menjadikan industri persusuan negara maju lebih cepat berkembanng dari pada di Indonesia. Jika dibandingkan dengan kemajuan teknologi di Indonesia sendiri, negara maju memiliki peternakan dengan luas pastura yang lebih luas dan manajemen kandang yang dimiliki juga lebih baik sehingga, produksi yang dihasilkan juga bagus dan peningkatan pendapatan di negara maju juga lebih baik daripada di Indonesia. Di Indonesia sendiri ada banyak permasalahan yang mengakibatkan produksi dan kondisi peternakan perahnya masih di bawah negara maju lainnya.
Pada saat ini, usaha peternakan sapi perah di negara-negara maju (develop country) telah menjadi suatu industri persusuan yang dinamis dan penuh kompetisi,sedangkan pada awalnya, di masa lalu, peternakan sapi perah masih bersifattradisional yang hanya mengandalkan sumberdaya tanah dan tenaga kerja keluarga.Perbaikan dari cara tradisional ke komersial atau industri disebabkan karena keduasumberdaya tersebut setiap tahunnya semakin berkurang atau terbatas, sedangkandi sisi lain, biaya produksi terus meningkat. Konsekuensi logis pergeseran orientasiusaha tersebut menuntut penggunaan lebih banyak modal (capital) dan perbaikanmanajemen, sehingga secara alami para peternak yang mampu mengikutiperubahan tersebut yang akan tetap eksis dalam era industri persusuan.
0 comments:
Posting Komentar